Selasa, 10 April 2012

SMPN 6 NEGARA

Gali Potensi Murid lewat
 “Selaksa Sadpena I”

Kami poetra dan poetri Indonesia Mengjoenjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. Itulah bunyi ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menjadi dasar penetapan sebagai Bulan Bahasa Indonesia. Ikrar dalam momentum bersejarah bagi Bangsa Indonesia itu wajib diperingati kembali. Sebagaimana halnya pada keluarga besar SMPN 6 Negara, peringatan Sumpah Pemuda yang direfleksikan dengan pesta sastra dan seni  pada Jumat, 28 Oktober 2011 dengan bandrol “Selaksa Sadpena I” atau Sehari dalam Kubah Sastra SMPN 6 Negara.

Acara “Selaksa Sadpena I” yang digelar kali pertama itu difokuskan selama sehari penuh dengan menyelenggarakan beraneka ragam kompetisi, seperti lomba baca puisi, lomba baca cerpen, lomba baca UUD 1945, lomba melukis, dan lomba majalah dinding. Kegiatan lomba yang berlangsung dari jam 08.00–12.00 wita wajib diikuti oleh masing-masing kelas dengan menunjuk dua orang perwakilan. Menurut Ketua Panitia Pelaksana I Ketut Diasa, S.Pd, murid-murid cukup terlihat matang dalam mempersiapkan diri ketika menghadapi lomba. Diasa juga tidak menyangka kalau murid-murid bisa lebih kreatif dalam menyajikan informasi pada mading mereka, lukisannya indah, pembacaan puisi dan cerpen yang cukup pantas diancungkan jempol.

Setelah kompetisi seru itu usai, acara dirakit lagi dengan memberi ruang publikasi khusus atas alhasil dari krestivitas peserta lomba mading dan pameran lukisan pada puncak acara Selaksa Sadpena I. Secara bersamaan pula juga ditampilkan parade baca puisi dari kalangan siswa dan dua orang guru bernama Gde Joni Iin Wahyudi dan Dimas Bumi Semesta, parade baca cerpen, spontanitas dari anak-anak SMPN 6 Negara, dan dimeriahkan oleh musikalisasi puisi Solagracia SMAN 1 Negara sebagai bintang tamunya.

Kendati acara yang digebrak di panggung terbuka itu dirancang dalam konsep yang sederhana, namun sensasional yang tercipta sungguh luar biasa. Dapat dibaca dari antusiasme seluruh warga SMPN 6 Negara yang membara di kalangan nyiur halaman sekolahnya. Ekspresi riang gembira, bersorak-sorai dan segala bentuk suka cita pun dilebur hingga senja hari. “Acara ini merupakan bagian dari program bidang kesiswaan yang dimaknai sebagai ajang apresiasi untuk menggali segenap potensi yang dimiliki murid di sekolah yang baru berdiri setahun yang lalu ini, khususnya dalam bidang sastra dan seni. Soal kekurangan atau pun keistimewaan acara ini tentu akan menjadi tonggak untuk melaksanakan acara serupa pada tahun mendatang. Selamat dan sukses “Selaksa Sadpena I” 2011”, ungkap I Komang Tirta, S.Pd., M.Pd selaku kepala SMPN 6 Negara sembari menutup acara.

Dan, selamat pula pada nama-nama berikut yang berhak atas hadiah berupa buku bacaan, yang di antaranya ada antologi puisi, kumpulan cerpen atau pun novel. Juara 1,2,3, dan juara harapan Lomba Baca Puisi jatuh di tangan  Dwi Maulidah VII D, Linda Wahyu Lestari VIII A, Sugitarini VII A, dan Dinda Agustin VII D. Juara 1,2, 3, dan harapan Lomba Baca Cerpen diraih Nisma Ulfiana VIII E, M. Imanuddin VII B, Tina Dwi Astuti VIII E, dan Elsa Eka Damayanti VII A. Juara 1,2,3 dan harapan Lomba Baca UUD 1945 jatuh di tangan Nadyahturrahma VIII E, Maulidah VIII E, Juaedi Wibowo VIII B, dan I Putu Wiarsa VII B. Juara 1,2,3, dan harapan  Lomba Seni Lukis direngkuh oleh Nata Wijaya VII E, I Kadek Arsana VIII A, Suka Astawa VII E, dan I Putu Wiguna VIII A. Juara 1,2,3 dan harapan Lomba Majalah dinding disabet oleh Zidac Crew VIII C, Sadpena VII D , Sadpena VII E, dan Sadpena Harapan Kita VII B. Yuli Astari


Kegiatan meramu tanaman herbal
SMP SWASTIKA KARYA NEGARA
Duta Jembrana Lomba KSPAN Provinsi Bali
 Punya ASPETRI

Usai mewakili Jembrana dalam Lomba Pramuka tingkat Provinsi Bali, SMP Swastika Karya juga dipercaya menjadi duta Lomba Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkotika (KSPAN) pada tingkat yang sama di tahun ini. Kepercayaan yang berlipat ganda ini merupakan tonggak awal bagi kemajuan sekolah swasta di Jembrana yang satu ini dan bukti kesanggupan dalam menghadapi lomba KSPAN telah ditunjukkan SMP Swastika Karya kepada Tim Penilai KSPAN dari Provinsi Bali pada Sabtu, 15 Oktober lalu. Oleh karenanya pihak sekolah merasa bangga bukan hanya karena diberikan kepercayaan kali pertama mewakili Jembrana pada ajang ini, namun bangga jua lantaran tim penilai dari Provinsi Bali memborong ramuan obat buatan KSPAN SMP Swastika Karya.

“Sebagai sekolah swasta di Jembrana, kami cukup merasa bangga telah ditunjuk untuk mewakili Kabupaten Jembrana baik dalam lomba Pramuka maupun KSPAN. Dalam lomba KSPAN, kami sangat senang ketika tim penilai dari provinsi antusias membeli ramuan obat yang kami ramu dari tanaman obat-obatan yang tumbuh di areal sekolah ini. Sayangnya persediaannya terbatas, jadi tim penilai hanya kebagian dua botol minyak semanggi gunung dan dua botol minyak lidah mertua. Masing-masing botol itu (biasanya ) kami jual seharga 20.000 rupiah kepada Tim penilai ,”ungkap Ni Ketut Winarini,S.Pd selaku kepala sekolah yang baru diangkat per Oktober lalu ketika diwawancarai beberapa hari setelah lomba KSPANdigelar. Tak hanya tim penilai saja, tanaman obat-obatan ini pun kerap kali dimanfaatkan warga sekitar, siswa-siswi di SMP Swastika Karya ini dalam proses penyembuhan luka-luka ringan dan lain sebagainya.

Patut diancungkan jempol. Sebab, sekolah yang memiliki luas lahan 3150 meter persegi ini memiliki keunikan yang jarang ditemukan di sekolah lain, dimana 500 jenis tanaman obat-obatan seolah-olah membingkai apik halaman sekolah. Bahkan, tersebar di setiap sudut sekolah dengan tinggi rata-rata sepinggang orang dewasa. Program unggulan terkait pemeliharaan tanaman obat tradisional Indonesia semacam ini diusung dengan nama ASPETRI atau Asosiasi Pengobatan Tradisional Ramuan Indonesia.

Untuk sekedar diketahui bahwa KSPAN SMP Swastika Karya yang terbentuk tahun 2007 dibawah besutan Kade Sri Hariani selaku pembina ekstrakurikuler yang telah melakukan studi banding dan peninjauan Yayasan Media Informasi Tanaman Obat Indonesia ini, pernah merengkuh juara III dalam lomba KSPAN tingkat kabupaten 2008 lalu. Selain itu, KSPAN yang terdiri dari 40 anggota saat ini, telah berhasil mengantongi penghargaan dalam kegiatan survey nasional perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa di Indonesia tahun 2011 dari Kepala bidang Penelitian dan pengembangan Puslitdatin BNN RI dan pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia.

Pihak sekolah berharap semoga KSPAN di sekolah swasta ini lebih maju dalam menggali wawasan dan lebih berdenyut di masa mendatang. Maka dari itu, menurut Winarini, perlu kiranya melakukan evaluasi terutama pada lokasi sekretariat KSPAN yang selama ini masih berpadu dengan dapur KSPAN agar dapat diposisikan secara terpisah dan nampak lebih tertata rapi dan bersih. Sehingga, tahun depan dapat dipercaya lagi sebagai duta KSPAN tidak hanya mewakili Jembrana tapi Bali sekalipun. Yuli Astari